8 SERBA-SERBI SERUNYA KULIAH DI INGGRIS DARI SISI KARAKTER BELAJAR-MENGAJARNYA

SERBA-SERBI SERUNYA KULIAH DI INGGRIS




Hi, banyak yang penasaran gimana kira-kira kuliah di inggris? Ada kesulitankah atau kemudahan? Kali ini saya akan menyebutkan 8 point menariknya kuliah di inggris dari sisi karakter perkuliahannya, kenapa? Karena hal ini yang paling terasa semenjak kuliah di inggris, (untuk fasilitas, dan system juga musti dirubrik di lain waktu)(ohya dalam konteks ini, saya kuliah di UCL (University College London, number 7 in the world itu lho, wkwk)):

 

  1. Dosen yang baik hati

Setiap hari perkuliahan dimulai dengan muka sumringah, dan antusiasme dan cinta terhadap ilmu pengetahuan. Sekalipun kamu telat sejaman, dan kamu masuk ke kelas selagi dosennya memberikan kuliah, dosennya ga akan berhenti memberikan kuliah, ataupun menunjukkan raut ga senang. Pasti mereka positive thinking. Bisa jadi si mahasiswa ada hambatan mendesak, seperti dompet ketinggalan, jadi ga bisa naik tube, jadi harus balik kerumah, this is big city! Namun telat disini bukanlah hal yang dianggap oke fine juga. Semua orang berusaha ontime. kalau kuliah zaman dulu, saya kalau telat separah itu, lebih baik pulang, dari pada diusir.

 



 

  1. Sekalipun dipotong perkuliahannya dan dihantam berkali-kali dengan pertanyaan, dosennya malah senang

Kalau kamu punya pertanyaan, satu dua tiga ataupun seratus sekalipun selama perkuliahan boleh langsung angkat tangan, seberapa kalipun kamu menghatam dosenmu dengan pertanyaan, dosennya ga akan marah sama sekali, malah menjawab dengan antusias dan memuji,”uh that ‘s  an interesting angle to see”, “ that is a good question”, “uh I am glad you ask”. Sebodoh apapun pertanyaannmu, kamu tidak perlu merasa malu sedikitpun. Dan disini pertanyaan tidak perlu dimulai dengan basa-basi, tunjuk tangan dan bisa langsung tanya, “I wonder if….”. lagipun mahasiswa disini, terutama mahasiswa inggrisnya sendiri, mereka somehow cerdas-cerdas banget, pertanyaannya yang ga kepikiran di kepala kita (atleast saya). Kok bisa sampe mereka mikir kesana, sedangkan saya ga punya pertanyaan dari tadi. takutnya ini kebawa kebiasaan dari gaya belajar di Indonesia yang ternyata  pasif banget, belum lagi rasa takut setengah mati buat nanya ke guru dan dosen yang agak killer. Akhirnya I have only dead mind. =(

IMG_0939.JPGsuasana induction class

 




 

  1. Punya kesulitan? jangan malu untuk diungkapkan

Kalau kamu punya kesulitan, jangan disimpan sendiri. Tanya ke dosen. Kalau udah dibilang begitu, ini bukan basa-basi ya. Kamu benar-benar boleh nanya. Banyak mahasiswa disini, terutama mahasiswa cina yang dari undergraduate sudah kuliah disini (sehingga mereka sudah familiar dengan suasana belajar disini),  mereka selalu tanya ke dosennya setelah kuliah berakhir, misalnya dari sekian banyak bahan , mana bahan yang paling penting yang musti diketahui. Apa saja bahan tambahan untuk membantu dia memahami. Jadi begitu perkuliahan selesai, dosennya malah dikerumuni mahasiswa yang ingin tanya ini itu. Kalau kamu sekarang belum punya pertanyaan, boleh email dosennya nanti. They are very welcome to answer. Kalau belum dibalas dalam sekali email, kirim lagi.  Trik ngirim email ini pun dikasi tahu sama mahasiswa cina yang seasrama dengan saya, waktu saya nanya apa kuliah disini memang susah, atau saya saja yang bodoh. Sayangnya saya sampai sekarang masih dead mind, belum punya pertanyaan, dan masih takut-takut. Masih kebawa gaya-gaya ala-ala indo, yang saya waktu dulu mau sms dosen saja musti konsultasi ke teman dulu, ini kata-kata udah benar belum, sopan ga ya sms/ telp sekarang, duh segan. =(

 




 

  1. Berusaha Memahami mahasiswa

Setelah kuliah dua jam , biasanya ada yang namanya tutorial yang terdiri paling banyak dari 9 mahasiswa, disitu kita sudah dikasi bahan bacaan dari seminggu lalu, dan akan ada yang presentasi per bahan bacaan itu.  Namun mahasiswa lain juga diharapkan untuk membaca, kenapa ? kata  dosennya , “please be supportive to your friend” , iya kan kasihan , yang presenting udah belajar sehari semalam, kita ga peduli apa-apa kan ga baik, lagian kalau ga baca, ga ngasi komentar, terus diam selama tutorial dan mengecil di sudut kelas, kan ga enak dipandang juga. Atau sok-sok ngasi komentar bla-bla di luar konteks, ntar malah kelihatan aneh. Walaupun ga akan ada satupun orang, terutama dosennya sendiri yang akan memberikan komentar atau raut muka bahwa ‘your comment is so silly’, tapi tetap aja, kita terpacu untuk belajar dan membaca untuk diri kita sendiri. Sekali waktu, saya ga baca jurnalnya, karena dikasih dua jurnal, jurnal yang kedua ga sempat baca lagi (untuk baca satu jurnal saja, saya butuh semalaman unutk paham). Kebetulan waktu jurnal yang kedua, dosennya nanya ke saya “what do you think fakinah?”, omg, panic. Saya jawab saja dengan general, which is actually out of context. Tapi oh tetapi dosennya yang beautifully ganteng dan cerdas, ga sama sekali menunjukkan komentar saya silly banget, malah appresiatif. Saya dari situ merasa bersyukur banget bisa kuliah disini. Kebayang kalau dulu, pasti saya setelah ga bisa jawab itu bakal merasa bodoh banget, dan patah arang. ga Cuma itu, dosennya juga bilang, “memang artikel ini berat dan butuh waktu lebih untuk diserap, apalagi yang bukan native inggris seperti saya (dosennya orang perancis), baca saja terus, maknai sedikit demi sedikit, bacalah sepaham-pahamnya kamu, ga apa-apa diawal-awal mugnkin akan makan waktu berjam-jam tapi nanti ini akan berguna”. Encouraging banget kan.

Teman saya sempat bilang, bahwa mungkin dosen-dosen disini sadar bahwa mahasiswa-mahasiswa ini bukan tandingannya, jadi kita bisa mengemukakan pendapat apapun, kamu tidak akan dianggap sok pintar apalagi dianggap adu pengetahuan, itu tidak akan terjadi . mereka tahu benar kamu sedang belajar, kamu bisa saja membuat kesalahan dan itu wajar. Kamu memang murid yang sedang dididik, mereka akan tetap dengan sabar mendengarkan pemikiran-pemikiran kita, walaupun mereka tau komentar kita salah atau diluar konteks, ga akan sekalipun diinterupsi deh, sabar banget.

 



 

  1. Mensupport mahasiswa

Disini kalau di UCL ada yang namanya moodle, itu seperti system online universitas untuk mahasiswa dimana urusan akademik ditaruh dan terhubung disitu, bahan kuliah, kumpul tugas, sampai bikin appointment ketemu dosen wali. Lengkap deh (ga perlu ngejar-ngejar menunggu-nunggu waktu yang tak pasti uwoo). Dosen wali saya orangnya ramah banget, waktu pertama kali jumpa, ditanya dari mana, kenapa ambil kuliah dijurusan ini, apa rencana karirnya, nanti mau kerja di London atau dimana? London adalah tempat yang paling pas untuk karir kamu apalagi real estate. Kuliah dibiayai orang tua atau beasiswa, macam-macam, dan berlangsung tenang dan menyejukkan. Tidak Cuma bincang-bincang soal itu, tapi juga ditanya tinggal dimana?, gimana setelah sampai London, apa saja yang kamu suka dari London, sudah daftar GP, jangan lupa jaga kesehatan, makan buah-buahan yang banyak, dan juga tidur cukup, supaya paginya bisa serap mata pelajaran dengan baik. Kemudian bahas-bahas juga soal internship, kapan paling bagus daftar internship. Pokoknya kalau ada apa-apa, apapun itu jangan sungkan buat telpon, karena beliau satu-satunya parent buat kami terutama international student. Kemudian waktu mau pulang saya nanya, kira-kira kalau-kalau  harus mengulang satu mata pelajaran tahun depan, apakah harus bayar tuition fee penuh lagi? Dosennya langsung syok, jangan mikir kesana nak, kamu pasti bisa, kamu pasti bisa (jadi terharu).  Pulangnya  disuruh pilih mau coklat yang mana, soalnya semua harus kebagian coklat kalau keluar dari ruangannya

 

IMG_0767.JPG
kalau sakit, dan ga bisa hadir kuliah padahal harus ngumpul tugas atau presentasi, segera hubungi ketua jurusan, biar di bikin notifikasi izin.

 



 

 

  1. Mengarahkan mana yang baik dan buruk

Ketika belajar di salah satu kelas, kali ini yang mengajar dosen amerika, dia selalu nanya apa permasalahan yang diutarakan penulis di jurnal itu? Bagaimana kasus kasus ini relevant dengan sekarang? Sebarapa Balance literatur ini? Apa yang penulis sarankan ? bagaimana cara menggunakan metode yang disebutkan penulis?. Oke di bagian seberapa Balance literature ini? Kamu pernah terbayang ga apa maksudnya? Kalau biasanya saya baca jurnal dulunya, ya terima-terima aja, ini jurnal bagus banget, apa aja yang dibilang disana udah bener deh pokoknya. Disini diajarkan tidak demikian, jangan terima bersih. Yang paling penting itu sudut pandang kamu sendiri, dosennya menjelaskan bahwa; setiap author punya agenda-aganda tersembunyi, kamu jangan sampai terpengaruh atau terima bersih seperti dogma, atau tidak bisa melihat celah apa yang kurang dan kenapa, bagaimana. Tidak ada artikel yang sempurna.  Dari situ saya tersadar untuk membaca lebih dan lebih banyak, supaya saya tidak terbodohi atau terpengaruh hanya dengan satu sudut pandang. Disini sedikit demi sedikit kita diajarkan untuk mengokohkan dasar pemikiran kita, dari yang paling udel, sampai akhirnya bermakna.

Tidak hanya itu, setiap kali dosen mengajarkan dikelas, mereka menyuguhkan materi yang paling update, bahkan tahu benar apa saja yang telah berubah dari masa ke masa. Dulu kenapa, sekarang kenapa begini? Apa peluang-peluangnya untuk 20 tahun kedepan. Pokoknya dalam!

 



 

  1. Berjiwa muda, tidak sombong dan tidak pernah nyebut kata ‘sombong’

Suka banget bagian ini,  walaupun sudah berumur, umumnya dosennya tetap terlihat dan berjiwa muda. Penampilan necis banget, potongan rambut yang stylist,  dengan gadget terbaru, bikin yang muda makin semangat kan. Cara bercengkrama juga seperti  bercengkrama dengan teman, walaupun as you know, they are not ordinary people, they could be professor, atleast doctor. Dan ga Cuma itu, mereka yang sering publish di jurnal-jurnal ternama, dapat banyak penghargaan, dan peraih nobel. Di kelas pun bahan yang mereka ajarkan seringkali dari jurnal mereka sendiri.  Keren banget kan. Sekali waktu waktu lagi presentasi, dosennya lagi jelasin jurnalnya Ceshire, terus ada grafik, salah satu mahasiswa nanya, “ is that diagram from ceshire too?” dosennya jawab, “no, it is mine”. “from my journal” sambil senyum malu-malu .  to me, Itu amazing banget, kalau dulu cuma bisa baca jurnal dan ga pernah tau siapa penulisnya dan kayak apa orangnya, now it is here infront of me, lagi ngasi kuliah. Tepat seperti ilmu padi, semakin berisi semakin merunduk, dulu saya kira pepatah ini mitos, ternyata disini pepatah ini bisa dibuktikan!

 

Kenapa saya nyebut kata sombong, ga tau waktu saya kuliah s1, kata ‘sombong’ itu kata yang paling menakutkan. Kalau mahasiswa ga seramah komting (hi komting)(yang mana komting saya itu memang orangnya super socialist dan bukan sosialita, dan suka senyum sumringah sana sini, hi sana sini, manggut-manggut sana sini, atau siapa deh mahasiswa teladan lainnya yang super welas asih dan pokonya harus kayak dia), selain dari itu artinya sombong! Saya dengan teman-teman kadang bingung harus bersikap bagaimana, kadang disenyumin salah dikira cengegesan, pasang muka serius ga disenyumin, dikira angkuh, pokoknya ujung-ujungnya sombong. Pernah teman saya dipanggil cuma untuk dicermahain bahwa dia sombong, dan dia nangis sehari semalam karena ga tau salah dia apa. Disini retorika, model-model begitu ga ada, kamu bisa jadi siapapun diri kamu selama itu baik, tidak akan ada orang yang mempermasalahkan hal-hal kecil seperti itu, semua orang sibuk, kalau bisa dipermudah ya dipermudah, bukan sebaliknya dan waktu sangat berharga. Disini walaupun hanya mahasiswa, saya merasa dihargai.

 



 

  1. MKU cuma satu minggu

Sebenarnya ini bukan MKU, tapi mirip MKU (mata kuliah umum), disini cuma menjadi bagian dari introduction, tapi esensinya bagus banget. Contoh mengenai –Zero Tolerance to Sex Harrassment-, ini bahan yang bagus banget, kita dikasi tahu apa-apa saja yang termasuk sex harassment, dulu saya ga tau kalau sorakin orang mengenai fisiknya ini merupakan harassment, misalnya suka nyorakin bahwa dia gendut, atau dia pendek, dia hitam,  kalau ini kejadian, kamu boleh lapor.  Dan ga Cuma itu, juga diajarin, apa yang harus kamu lakukan kalau kamu menyaksikan hal seperti ini, bisa dengan comforting the victim (itu seminim-minimnya ya), atau yang paling berat panggil petugas keamanan.  Biarpun cuma satu kali pertemuan, ngena banget di hati saya.

1.png
kelas Zero Tolerance to Sexual Harassment di UCL

 




Ga Cuma itu aja, banyak lagi, pada dasarnya orang inggris sendiri terutama London yang memang kota metropolitan, biarpun metropolitan, namun London sangat Homy ga bikin stressful, orang-orangnya sedikit-sedikit bilang sorry, apapun di sorry-kannya, padahal kita ga kenapa-kenapa, kemudian mengutamakan orang lain, seperti kalau buka pintu, itu pintu ga langsung dilepas, ditahan sebentar supaya orang bisa lewat dan ada orang lain lagi yang menahanya, jadi yang jalan dibelakang kita ga kejedot pas kita lepas pintunya, kalau mau nyebrang juga yang bawa mobil pasti berhenti , ga bakal saing-saingan dengan  yang mau nyebrang, terutama di zebra cross. Kalau jalan juga, walapun buru-buru banget, ga bakal sikut-sikutan, kalau kesikut, sorry lagi dan lagi. Sejauh ini senang banget bisa kuliah disini, apalagi di UCL. Semua anak-anak yang kuliah di UCL atau university of London hampir semuanya dari kalangan berada banget, bisa dilihat dari tuition fee nya yang selangit. Jarang yang kuliah disini dengan beasiswa, walaupun LPDP sudah memberikan beasiswa yang sampai ribuan, mahasiswa Indonesia masih sulit ditemukan, tidak semudah mahasiswa cina, hongkong, amerika selatan, atau negara eropa lainnya (padahal di UCL mahasiswa indo sampai 80an lebih lho, tetap jarang kelihatan). Sebagai kota, London is almost everybody’s dream city. Dosen saya sampai nyebut begini, I have been here since 1993, and I am still here, I love this city, I don’t wanna move out. hehe

 

Great LPDP, great Indonesia. Terimakasih banyak.

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/0/03/Wilkins_Building_1,_UCL,_London_-_Diliff.jpg

ini ni kalau matahari muncul tiba-tiba udah banyak aja yang berjemur di portico (sumber:wikipedia)

 

 

video suasana kampus UCL bisa dilihat disini :

 

 

*setelah membaca tulisan ini, ambillah yang baiknya saja, yang buruknya mohon dilupakan. karena saya pun sangat mungkin bisa salah, hanya manusia. kalau ada yang kurang ayo ditambah.

 




Baca Juga:

BLOG SCROLL BELAJAR PERSIAPAN SELEKSI SUBTANTIF BEASISWA LPDP dan SI

PANDUAN LULUS MASUK BERBAGAI UNIVERSITAS DUNIA DAN BEASISWA SEKALI TEMBAK ALA KIKY EDWARD

BREAKDOWN BIAYA-BIAYA PERSIAPAN S2 DAN BEASISWA

STEP BY STEP DETAIL MEMBUAT VISA TIER 4 STUDENT UK SENDIRI

LIST OF FLIGHTS’ BAGGAGE ALLOWANCE

 



16 thoughts on “8 SERBA-SERBI SERUNYA KULIAH DI INGGRIS DARI SISI KARAKTER BELAJAR-MENGAJARNYA

  1. This blog is really inspiring me hehe. Mulai dari post tentang IELTS nya sangat bermanfaat Mba!
    Saya jadi makin membulatkan tekad buat kuliah di luar habis baca post ini, lho. Keep productive ya Mba, ditunggu cerita ceritanya:)

  2. Manyenangkan sekali mbak… semoga dilancarkan studinya… atmosfer belajarnya enak banget… how lucky you are mbak… pelajari yg baik2… bangsa indonesia mnunggu kontribusimu

  3. this is might be the best blog about studying abroad ever! thank you, mba Kiky. God bless you and may your journey fill with succesful bliss always:)

  4. Kak maaf nanya dulu ya saya mau daftar lpdp tapi saya juga udah lulus dan diterima di magister universitas di daerah saya. Ketika saya baca persyaratannya harus tidak mengikuti kuliah baik di dalam maupun luar negeri. Kak kalau saya di interview atau di tanya kira kira saya bakal ketauan atau malah tidak di luluskan ? Terima kasih

    1. hi Rizky, maaf aku baru balas sekarang di tahun 2020. tapi aku jawab saja ya, mungkin ada yang mencari juga. menurutku mereka akan tau. jadi mungkin rizky daftar beasiswa lain dulu selain lpdp. tetapi lpdp sekarang ada mekanisme beasiswa gabungan, yang bisa kamu coba.

      Kalau ada info terbaru dari kamu, misalnya kamu diterima. aku juga ingin tau. kabar2i ya.

      kamu bisa menghubungi aku dengan respon lebih cepat via instagramku @kikyedward

Leave a Reply to Lukita Mardhiah Cancel reply

Your email address will not be published.

error: