Sikap Yang Perlu Dimiliki Agar Sukses Meraih Beasiswa




Kali ini saya ingin menulis pos yang agak sedikit abstrak karena mengenai attitude atau sikap meraih beasiswa.  Karena beberapa kali saya bingung dan terheran-heran dengan pencari beasiswa dengan berbagai ragam sikap mereka. Untuk mehighlight dengan gampang. Berikut saya listing ciri-ciri kamu punya sikap yang bagus dan tidak bagus.

 

Ciri-ciri Sikap yang bagus

 

1. Super Rajin cari tau

Mungkin kamu satu dari sekian orang-orang yang menghabiskan hari dan malamnya googling info dan persyaratan beasiswa. Waktu kamu habis untuk cari informasi hingga sangat detail. Kamu tau harus kemana besok, dan kapan tanggal kamu melengkapi berkas, punya deadline pribadi yang selalu semaksimal mungkin kamu jalani. Focus pada keinginan. Segala bentuk informasi kamu saring, mulai dari website universitas, website beasiswa, hingga blog-blog para penerima beasiswa untuk menjaring trik dan tips dari mereka. Kamu mandiri, semuanya cari tau sendiri, dan pantang dengan mudah nanya ke sembarang orang , karena kamu tau mereka juga bukan reliable source, atau kamu takut missing some information.

 

2. Sadar posisi dan kemampuan diri

Kamu punya basic English yang lemah, tapi punya IPK bagus. Maka kamu sudah planning bakal belajar Bahasa inggris dari awal dan serius. Bukan mencari jurusan yang seadanya asal dimana diterima. Mencoba dan rajin belajar sangat penting. Bahasa inggris itu tidak teramat sangat susah, jangan dipantangi. Kalau kamu tidak bisa Bahasa inggris, padahal IPK kamu bagus. Kamu tidak bodoh. Bahasa inggris bisa dipelajari, bayi pun bisa. Soalnya saya punya banyak teman yang IPK nya cemerlang, tapi pantang dengan Bahasa inggris, antipati, dsb. Sadari saat ini saya lemah Bahasa inggris, dan kemudian yakin pada diri sendiri bahwa hal itu bisa diatasi.

 




 

3. Tidak kenal menyerah dan apalagi mengeluh

Segala masalah kamu hadapi bisa kamu selesaikan. Semua ada jalannya. Kalau kamu punya jadwal kerja yang padat, maka set waktu khusus untuk mempersiapkan beasiswa di akhir pekan. Biar saja waktu akhir pekanmu tersita, nanti akan terbayar setelah kamu berhasil meraih beasiswa. Kalau kamu punya masalah dirumah, misalnya keluarga tidak paham dengan perubahanmu yang tiba-tiba rajin belajar dikamar, dan tidak bisa terlalu banyak disuruh-suruh, maka minta izin keluarga untuk intensif belajar. Kalau mereka tetap tidak mengerti, abaikan untuk sementara waktu. Hal ini sebenarnya yang paling banyak terjadi, terutama untuk yang masih tinggal dengan orang tua, banyak yang mengemail saya mengenai hal ini, bahwa keluarga sering kali menjadi penghambat utama proses belajar untuk meraih beasiswa, terutama ketika sedang intensif IELTS. Mereka yang sedang seharian belajar Bahasa inggris di kamarnya justru dianggap sedang malas-malasan. Pastikan kamu sudah mengutarakan niat dan planning mu kedepan, minta mereka untuk memberikan waktu untuk kamu belajar, dan beritahu mereka bahwa proses belajar ini penting untuk masa depanmu. Kalau masih tidak berhasil, abaikan, dan sadari bahwa tidak ada yang bisa memastikan masa depanmu kecuali dirimu sendiri. Seringkali sampai ada sindiran, dan karena itu datang dari keluarga yang mana merupakan bagian penting dalam hidupmu, kamu akan sangat cepat bersedih dan ragu untuk meneruskan proses bahkan patah semangat. Seringkali masukan mereka berlawan dengan keinginanmu, seperti

untuk apa sekolah lagi, kerja saja

atau

untuk apa sekolah lagi, nikah saja, nanti ga ada yang mau.

atau seringkali orang tua ingin anaknya dapat beasiswa keluar negeri, tapi tidak mau berkompromi memahami proses yang harus dilewati dan butuh perjuangan yang tidak sebentar. Kalau ini terjadi, jangan dimasukkan ke hati, ketika kamu berhasil, mereka juga yang paling pertama teriak bangga dan bilang ‘that’s my son/daughter!, he/she is definitely smart since baby, I know him/her very well’.

 

4. Berpikir negatif berdampak positif

Ketika kamu sedang mempersiapkan beasiswa, apabila kamu diliputi  rasa cemas yang mendalam dan panic terutama menjelang hari wawancara, itu bisa jadi your plan will go well. Biasanya karena rasa cemas tersebut, kita berusaha lebih keras. Hal ini dikenal dengan pseudo effect, ketika kamu sedang belajar dan bikin try out atau simulasi wawancara, kamu merasa kenapa susah banget, bahkan sampai ga bisa jawab pertanyaan atau ngeblank. Dan ketika hari H dan moment tersebut berlangsung, ternyata tidak seburuk yang kamu bayangkan dan peform well. Pseudo effect ini membuat kamu lebih keras belajar, dan akhirnya di hari H kamu memberikan peforma yang jauh lebih baik dari dugaanmu.  Apabila kamu tidak mengalami pseudo effect ini, kamu musti waspada. Hanya ada dua kemungkinannya, kamu menganggap bahwa seleksi beasiswa itu sepele atau kamu memang anak yang tenang.

 

5. Buka IG teman yang sudah kuliah di luar negeri untuk membakar semangat diri

Hal ini saya pun melakukannya. Ketika sedang membutuhkan boosting semangat, saya rajin buka IG teman-teman yang sudah berhasil kuliah di luar negeri. Apalagi foto-foto liburan mereka yang menyenangkan. Itu ampuh banget membakar semangat belajar untuk meraih beasiswa. Kadang juga saya googling baca blog orang-orang sampai berkali-kali mengenai kehidupan mereka disana. Seru sekali. Disinilah saat dimana kepo and stalking skill menjadi berguna.

 

6. Disiplin

Tanda orang yang serius meraih beasiswa,apa-apa seimbang dan tepat waktu, terutama shalat dan jam makannya tepat waktu. Kamu perlu refreshing maka ketika azan tiba, langsung bangun untuk shalat. Tinggalkan semua.  Untuk belajar dengan otak full power, kamu perlu energy cukup, maka makan tepat waktu. Tidak peduli lauknya apa, yang penting makan tepat waktu. Kamu tidak ingin disaat belajar dan mengerjakan berkas-berkas beasiswa tiba-tiba perutmu keroncongan. Sambil makan, nonton film singkat atau reality show lucu kesukaanmu yang buat kamu tertawa. Contohnya the big bang theory, IT Crowd, dsb. Hal ini perlu, agar kamu benar-benar relax dan benar-benar refreshing.

 




 

 

 

Ciri-ciri Sikap yang tidak bagus (Jangan sampai ada)

 

1. Modal tanya teman dan orang

Banyak yang email saya hanya untuk menanyakan persyaratan mendaftar LPDP, atau beasiswa lainnya. Kadang sampai tidak habis fikir. Atau bertanya cara mendapat beasiswa, padahal blog ini isinya semuanya cara meraih beasiswa. dan saya kadang terdiam lama bingung musti balas apa, antara gemes dan tidak ingin mematahkan semangatnya. Kadang saya jadi menjawab dengan mem-paste-kan ulang link-link website beasiswa tersebut, dan link-link post blog saya sendiri. Kadang dari pertanyaannya saya sampai heran berat, mungkin dikira saya konsultan pendidikan yang kerjanya memang menjawab segala macam pertanyaan. seperti pertanyaan, mba universitas yang menerima ipk rendah dan toefl lokal dimana aja mba? Aduhai. Pertanyaan ini beneran ada, dan banyak.

 

 

2. Cari yang mudah aja

Sama seperti yang saya sebutkan sebelumnya. Ada yang malas baca dan googling persyaratan tapi pingin dapat beasiswa ke luar negeri. Ada yang Bahasa inggrisnya masih minim, tapi pingin banget kuliah ke luar negeri tapi mengeluh Bahasa inggris susah banget dan gimana caranya belajar dengan cepat. Atau dimana universitas yang ga meminta toefl. Orang aja ada yang sampe tes TOEFL 9 kali ga ngeluh. Belum apa-apa udah ngeluh, ini kayaknya calon ga berhasil.

 




3. Ga pandai menulis email

Banyak banget yang ga pandai menulis email. Ga cuma yang mau lanjutin S2 bahkan banyak yang mau lanjutin S3 mengemail saya dengan sangat sepele, cuma satu baris, ya sebaris banget. Contohnya:

 

halo, saya nanonano, mau lanjut S3, boleh tanya-tanya info?.

 

To be honest, saya ga tau jawab apa. Jawab ‘boleh’ doank, kok kayaknya mubazir pakai email.  Dan ini ga Cuma sekali, tapi sering.

 

Ada juga yang email, pakai singkatan.

saya nanonano, asal kayangan skrang klyah jrsan rembulan

mau tanya kak, sy pengen skli dpat beasiswa s2 keluar ngri, sci kbtlan pnrm bdk msi

yng jdi maslahnya krang b,inggrs.mngkn ada tips dari kk spaya kta bsa dngn mdah blajr b.inggrs?

 

 kalau kt dpat beasiswa keluar ngri apa ada dbrkan les bhsa lagi kak?

Mhon jwbnyya kak

 

Ada juga yang email begini,

Halo kak kiky, tolong bagi saya motivation letter.

 

 Sudah sebaris banget, tanpa introduction dan penutup apalagi terimakasih. Terus minta dokumen berharga. Mau kasih jadi ga berani. Mau balas tapi agak gemes. Jadi saya biasanya kalau baca email pagi-pagi bangun tidur, tapi balasnya sore-sore ketika ga ada kerjaan. Soalnya kalau langsung dibalas pagi-pagi, dan sayanya lagi kesal. Takut nanti berimbas ke pencari beasiswa, apalagi sampai bikin patah semangat mereka. Soalnya saya juga sering dengar kalau orang-orang yang udah nerima beasiswa sering kali jutek kalo ditanyain soalnya beasiswa.  Sekarang saya agak paham kenapa. Dan menghindari hal itu terjadi juga. Cara menulis email yang baik teman-teman, jangan lupa greeting/salam; Perkenalkan diri nama, darimana, kuliah jurusan apa; to the point ke Pertanyaan;  akhiri dengan ucapan terimakasih/salutation. bayangkan saja kalau, model email seperti ini sampai terbawa-bawa ketika mengontak program administrator dan professor. Pantaslah kalau emailnya ga dibalas-balas.

 

 

4. Cuma modal doa tapi minim usaha

Ini saya dapat dari teman-teman saya yang selalu bilangnya mau kuliah ke luar negeri tapi cuma omong-omong saja. Sampai saya udah mau pulang lagi, mereka juga belum mulai.  Hahaha *peace

Agak ga mengerti dimana salahnya, antara keinginan yang ga kuat dan menunggu durian runtuh, seperti tiba-tiba presiden datang ke rumah dan ngabari, kamu mendapat beasiswa ke amerika, Karena telah rajin bersih-bersih rumah.

 




 

 

5. Kritik pedas sana-sini cuma karena lihat IG teman yang sudah berhasil dapat beasiswa

Hmm, mungkin ini agak ga nyambung ya. Belum pernah sampai detik ini menemukan pencari beasiswa yang jadi haters postingan IG para penerima beasiswa, biasanya mereka justru suka IG para penerima beasiswa. Jadi hampir bisa dipastikan yang jadi haters IG penerima beasiswa yang suka posting foto cantik, yang padahal foto didepan rumahnya mereka; bukan pencari beasiswa.

 

 

Sampai disini dulu tulisannya. Yang pasti seluruh penerima beasiswa punya satu persamaan, yakni mereka mendaftar beasiswa. submit application. That is the only way you will get scholarship. Except you are a rocket scientist level. Dan ingat teman-teman, jangan bermalas diri, karena beasiswa adalah mengenai masa depanmu yang bisa jadi merupakan batu loncatan to the top.

10-inspiring-activities-to-help-kids-develop-a-positive-attitude.jpg

source: momentsday.com



12 thoughts on “Sikap Yang Perlu Dimiliki Agar Sukses Meraih Beasiswa

  1. Setuju Kak Kiky! Makasih banyak buat sharingnya yang ‘eyes opening’, semoga pelamar beasiswa lain juga mendapat banyak hikmah dari tulisan Kakak. Sukses selalu yaa study nya di sana 🙂

  2. Terima kasih mba Kiky, tulisan ini sebagian besar (tidak semua) merefleksikan apa yang telah saya lakukan dulu. Kalau boleh berbagi, saya dari semester 1 kuliah hingga setelah lulus kuliah sangat rajin untuk cari info beasiswa mulai dari blog penerima beasiswa, website PPI berbagai negara, pameran pendidikan, video-video youtube, web universitas sampai tidak terhitung berapa jumlahnya. Bahkan sebelum dan sesudah bangun tidur pun saya sempatkan untuk membaca-baca pengalaman orang yang telah dapat beasiswa, dengan cara “iseng-iseng” googling menggunakan keyword “pengalaman kuliah di negara X”, “sistem pendidikan negara X”, “kuliah di negara X sulit”, “kendala kuliah di negara X”. “Hal yang menyenangkan kuliah di Universitas X”, dsb. Alhamdulillah akhirnya sekarang saya diberi izin oleh Allah untuk kuliah S2 di UQ, Australia. Kalau boleh dibandingkan dengan beberapa tahun silam, sekarang ini akses informasi juga menjadi lebih mudah dengan munculnya vlogger-vlogger yang kuliah di luar negeri.

    Sekarang ini, saya menyadari kata-kata dari orang-orang yang sudah kuliah di luar negeri yang bunyinya “mendapatkan beasiswa dan memulai kuliah di luar negeri adalah gerbang menuju perjuangan yang lebih menantang”, adalah benar adanya. Saya tidak bisa membayangkan apa jadinya jika kuliah di luar negeri dengan modal kemampuan bahasa asing dibawah standar yang telah ditetapkan karena ternyata bahasa sangat vital dalam perkuliahan dan kehidupan non akademik. Perjuangan juga belum berakhir dengan mendapatkannya beasiswa karena itu adalah gerbang menuju perjuangan yang baru. Terima kasih atas berbagai inspirasi yang telah dibagikan mba Kiky di blog ini, sukses untuk kuliahnya di UK.

    Salam dingin dari Bribane 🙂

  3. wah saya juga sering kepo2in cerita2 penerima beasiswa yg liburan di luar negeri wkwkwk
    Tau aja nih kak kiky, makasih banyak kak buat sharingnya, akhirnya saya sadar yg saya lakukan “masih normal” wkwkwk

  4. ini blog yang paling gokil dan inspiratif yang pernah saya baca karena contoh2nya ada dalam kehidupan masyarakat umumnya (asumsi saya). selain itu blog ini juga menyentuh dan mengkritik banget untuk orang males dan masih gag nyambung seperti saya. contohnya pemikiran nyeleneh saya nih mbak, saya masih kepikiran tujuan s2 apa sih sedangkan ilmu-ilmu yang kita ingin pelajari sebagian besar ada di internet? jawaban yang ada di kepala saya s2 itu biar gag ketinggalan sama orang lain yg udah s2 (s1 gag laku lagi karena orang seindonesia raya udah pada s2). kenapa ya s1nya gag dipadatkan ilmunya, kalo bisa mencukupi pelajaran s2, maka orang yg lanjut S2 yang diikuti itu jadinya benar2 yang ingin jadi peneliti.

    gmana menurut mbak?

    salam,
    doni

    1. menurutku LPDP ngirim mahasiswa kuliah s2 keluar negeri dan dalam negeri untuk penguatan SDM, tidak hanya dr segi ilmu teoris, tp teknologi, dan metodologi paling mutakhir. terutama untuk yang kuliah di bidang science dan engineering mereka diutamakan untuk disekolahkan ke tempat terbaik yang mampu memfasilitasi bakat mereka. terbaiknya itu memang sangat terbaik, banyak sekali alat2 yang hanya bisa di akses di beberapa universitas top saja. dan juga menjadi ahli disatu bidang, soalnya s1 kurikulumnya masih lumayan general, selain itu untuk absorbsi budaya belajar yang kritis, yang belum kentara di Indonesia. coba baca soal bonus demografi yang akan segera terjadi.

      ada banyak banget hal-hal yang hanya dapat dipahami setelah kita jauh dari negeri sendiri. contoh sederhananya kita jd lebih peka sama potensi diri, potensi negara, optimis tinggi. dan juga kamu akan mudha bertemu orang2 hebat indonesia, dan mereka jadi temanmu.
      bahkan ketika kamu nanti lulus beasiswa, kamu akan terasa banget ketemu dengan orang indonesia paling baik dan optimis, dan kamu sadar orang Indonesia ternyata hebat2.

      disitulah kenapa pemberi beasiswa mau mencurahkan uang milyaran untuk anak2 indonesia, baik dari beasiswa luar negeri maupun dalam negeri. mereka punya interest jangka panjang, dan anak2 penerima beasiswa bisa jadi setidaknya salah satunya jadi calon2 taipan atau pemimpin negaranya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: